Sekitar 5000 tahun yang lalu, orang
Cina menemukan dan menggunakan Abacus untuk membantu melakukann
perhitungan. Sampai sekarang pun alat ini masih dipergunakan, bahkan
replikannya dikembangkan untuk pelajaran ekstra di sekolah-sekolah yang disebut
dengan Mental Aritmatika atau
Sempoa. Kemudian mulai
tahun 1610 berturut-turut dikembangkan alat hitung yang lebih modern yaitu:
Ω Napier’s Bone → Alat hitung perkalian yang
diciptakan oleh John Napier (1610), disebut napier’s bone atau tulang napier,
karena bentuknya yg memanjang dan menyerupai tulang.
(Jhon Napier
dan Napier’s Bone atau Tulang Napier)
Ω Kalkulator Roda Numerik/Pascaline → Pada tahun 1642, ketika Blaise
Pascal berusia 18 tahun, ia menemukan alat penghitung kalkulator roda numerik
(numerical wheel calculator), atau Pascaline. Alat ini, ia ciptakan untuk membantu
ayahnya menghitung penerimaan pajak. Mesin penghitung bilangan ini mampu
melakukan operasi tambah, kurang, dan pembagian. Mesin hitung buatan Pascal
kemudian menjadi cikal-bakal pengembangan mesin hitung serupa seperti yang
dibuat oleh seorang matematikawan dan filsuf Jerman, Gottfred Wilhem von
Leibniz (1646-1716). Leibniz menilai mesin hitung ini masih banyak
kekurangannya karena hanya terbatas untuk melakukan penjumlahan. Pada tahun
1694, Dengan mempelajari catatan dan gambar-gambar yang dibuat oleh Pascal,
Leibniz dapat menyempurnakan alatnya yang mampu memproses perkalian.
(Blaise Pascal dan Pascaline alat
ciptaannya)
Ω Arithometer → Kemudian pada
tahun 1820, kalkulator mekanik mulai populer. Charles Xavier Thomas de Colmar
menemukan mesin yang dapat melakukan empat fungsi aritmatika dasar. Kalkulator
mekanik Colmar yang diberi nama arithometer dapat melakukan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Dengan kemampuannya, arithometer banyak
dipergunakan hingga masa Perang Dunia I. Bersama-sama dengan ide Pascal dan
Leibniz, Colmar membantu membangun era komputasi mekanikal.
(Xavier Thomas de Colmar dan
Arithometer alat temuannya)
Ω Analytical Engine → Pada tahun
1822 seorang profesor matematika Inggris, Charles Babbage (1791-1871),
menemukan suatu mesin untuk melakukan perhitungan persamaan diferensial. Mesin
tersebut dinamakan Mesin Diferensial. Babbage terinspirasi untuk memulai
membuat komputer general-purpose yang pertama, yang disebut Analytical Engine.
(Charles
Babage dan Analytical Engine alat temuannya)
Perjalanan
mesin hitung yang begitu panjang dan mempunyai pengaruh begitu besar di dunia,
malahan akan menjadi lebih penting lagi di masa-masa depan. sangat mempengaruhi
perkembangan atau sejarah matematika dan komputerisasi. Rumitnya pembuatan
mesin hitung serta banyaknya manfaat yang diperoleh dari sebuah mesin hitung
akhirnya di zaman modern saat ini dioptimalkan atau dikembangkan kembali
menjadi sebuah komputer dan sistem matematika.