Teori
Kepribadian Sehat
Ψ Gordon Allport ( Ciri-ciri Kepribadian Matang )
Allport merupakan salah satu tokoh psikologi perumbuhan
yang mendapatkan gelar Ph.D nya dari Harvard pada tahun 1922 dan meneruskan
kariernya yang terkenal sebagai pakar (“kepala”) dari studi kepribadian di
Amerika. Ia juga salah seorang ahli-ahli psikologi yang pertama di Amerika yang
memusatkan perhatian pada kepribadian yang sehat daripada kepribadian yang
neurotis. Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat
dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar – kekuatan-kekuatan
yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Karena Allport mengetahui
perbedaan-perbedaan antara manusia yang neurotis dan manusia sehat, maka ia
lebih suka mempelajari orang-orang dewasa yang matang. Dibawah ini merupakan
tujuh kriteria atau ciri-ciri kepribadian matang yang dikemukakan Allport :
1. Perluasan Perasaan Diri
Ketika diri berkembang, maka
diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Ketika orang menjadi matang,
dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. akan tetapi tidak cukup
hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang diluar diri seperti pekerjaan.
Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh dalam beberapa suasana
yang penting dari usaha manusia. “orang harus meluaskan diri kedalam
aktivitas”.
Semakin seseorang terlibat
sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia
akan sehat secara psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku bagi
pekerjaan kita, hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran, dan
keanggotaan kita dalam politik dan agama. Diri menjadi tertanam dalam
aktivitas-aktivitas yang penuh arti ini dan aktivitas-aktivitas ini menjadi
perluasan diri.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan
Orang-orang Lain
terdapat dua macam yang
membedakan kehangantan dalam hubungan dengan orang lain yang dikemukakan
Allport, yaitu kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat
secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua,
anak, partner, teman akrab. Sehingga menghasilkan perasaan perluasan diri yang
berkembang baik. Ada perbedaan antara hubungan cinta dari orang-orang yang
neurotis dengan hubungan cinta dari kepribadian-kepribadian yang sehat. Orang-orang
yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka
untuk memberinya. Sedangkan cinta dari orang-orang yang
sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
Perasaan terharu, tipe
kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan
perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas
untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaa,
ketakutan-ketakutan, dan kegagaklan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan
manusia. Kapasitas perasaan terharu menghasilakan kepribadian yang matang sabar
terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia, dan
mengetahui bahwa dia memiliki kelemahan-kelemahan yang sama. Akan tetapi
orang-orang yan neurotis tidak sabar dan tidak mampu memahami sifat universal
dari pengalaman-pengalaman dasar manusia.
3. Keamanan Emosional
Sifat dari kepribadian sehat
yang utama adalah pemahaman diri. kepribadian-kepribadian yang sehat mampu
menerima semua segi dari diri mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan tersebut. Mereka berusaha bekerja
sebaik mungkin dan dalam proses mereka berusaha memperbaiki diri mereka.
Kepribadian-kepribadian yang
sehat mengontrol emosi-emosi mereka, sehingga emosi-emosi ini tidak mengganggu
aktivitas-aktivitas antarpribadi. Kualitas keamanan emosianal lain ialah apa
yang disebut Allport “Sabar terhadap Kekecewaan”.
Orang-orang yang sehat sabar menhadapi kemunduran-kemunduran, mereka tidak
menyerahkan diri kepada kekecewaan, tetapi mampu memikirkan cara-cara yang
berbeda, yang kurang menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan-tujuan.
Orang-orang yang sehat tidak
bebas dari perasaan-perasaan tidak aman dan ketakutan-ketakutan, tetapi mereka
merasa kurang terancam dan dapat menanggulangi perasaan-perasaan tersebut
dengan lebih baik daripada orang-orang yang neurotik.
4. Persepsi Ralistis
Orang-orang yang sehat
memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya, orang-orang yang neurotis
kerapkali harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan
keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakuatn mereka
sendiri. Orang-orang yang sehat, mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
5. Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport mengemukakan bahwa ada
kemungkinan orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan menjadi
neurotis, akan tetapi tidak mungkin menemukan orang-orang yang sehat dan matang
yang tidak mengarahkan keterampilan mereka pada pekerjaan mereka.
Allport mengutip apa yang
dikatakan oleh Harvey Cushing ahli bedah yang terkenal “satu-satunya
cara untuk melangsungkan kehidupan adalah menyelesaikan suatu tugas”.
Pekerjaan dan tanggung jawab memberika arti dan perasaan kontinuitas untuk
hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif
tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi,
komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6. Pemahaman diri
“kenallah dirimu” istilah
ini tentu merupakan tugas yang sulit. Usaha untuk mengetahui diri secra
objektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan pernah berhenti. Kepribadian
yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi dari orang
neurotis. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang
lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang
kurang.
7. filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat
kedepan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang.
Allport menyebut dorongan yang mempersatuka ini “arah” (directness), dan lebih
kelihatan pada kepribadian-kepribadian yang sehat daripada orang-orang
neurotis. Bagi Allport rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat
tanpa aspirasi-aspirasi ke masa depan.
Suara hati juga berperandalam
suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suatu suara hati tidak matang sama
seperti suara hati kanak-kanak, yang patuh dan membudak. Sedangkan suara hati
yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri
sendiri dan kepada orang-orang lai, dan mugkin berakar dalam nilai-nilai agama
atau nilai-nilai etis.
(Sumber : Schultz,
Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius).
Ψ Rogers ( Perkembangan Kepribadian )
Carl Rogers seorang ahli
psikologi yang bercirikan agama kristen fundamentalis yang ketat mendapatkan
gelar Ph.D nya dari Columbia University Theachers Collage pada tahun 1931dan
terus menjadi terkenal dalam mengembangkan nondirective atau Client centered therapy.
Menurut Rogers, manusia yang rasional tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa
masa kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan.
Perkembangan
Kepribadian
Rogers
mengemukakan dalam masa kecil, anak mulai membedakan atau memisahkan salah satu
segi pengalamannya dari semua yang lain-lainnya. Cara-cara khusus bagaimana
diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung
pada cinta yang diterima anak dalam masa kecil. Pada waktu diri itu mulsi
berkembang anak juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebutnya “penghargaan positif” (positive regards), yaitu suatu
kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia, setiap anak
terdorong untuk mencari positive regard. Apakah anak itu kemudian tumbuh
menjadi suatu kepribadian yang tergantung sejauhmanakah kebutuhan akan positive
regards ini dipuaskan dengan baik. Self concept
yang berkembang dari anak sangat dipengaruhi oleh ibu.
“penghargaan positif bersyarat” (conditional positive regards). Kasih
sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang
baik. Karena anak yang mengembangkan conditional positive regards akan
menginternalisasikan sikap-sikap ibu. Menurut rogers syarat utama bagi
timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan “penghargaan
positif tanpa syarat” (unconditional positive regards) pada masa kecil.
Hal ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa
memperhatikan bagaimana anak itu bertingkah laku. Anak yang bertumbuh dengan perasaan
unconditional positive regards tidak akan mengembangkan syarat-syarat
penghargaan. Mereka berharga dalam semua syarat. Dan segera setelah proses
aktualisasi diri mulai berlangsung, orang itu dapat maju ketujuan terakhir
yakni menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya. Rogers memberikan lima sifat
orang yang berfungsi sepenuhnya.
1.
Keterbukaan pada Pengalaman
Seseorang
yang tidak terhambat oleh syarat-syarat penghargaan, bebas untuk mengalami
semua perasaan dan sikap.
2.
Kehidupan Eksistensial
Orang
yang berfungsi sepenuhnya hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Setiap
pengalaman dirasa segar dan baru. Maka dari itu ada kegembiraan karena setiap
pengalaman tersikap.
3.
Kepercayaan terhadap Organisme Orang Sendiri
Orang
yang sehat terbuka sepenuhnya pada pengalaman, maka dia memilki jalan masuk
untuk seluruh informasi yang ada dalam suatu situsasi membuat keputusan.
4.
Perasaan Bebas
Rogers
percaya semakin sehat secara psikologis semakin juga ia mengalami kebebasan
untuk mamilih dan bertindak
5.
Kreativitas
Orang
yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap
perubahan-perubahan yang drastis.
(Sumber : Schultz,
Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius).
Ψ Erick Fromm ( Ciri-ciri Kepribadian Sehat
)
Menurut Fromm ciri-ciri kepribadian sehat memiliki empat
segi, yaitu
1.
Cinta yang Produktif
Suatu
hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana partner-partner dapat
mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang produktif
merupakan salah satu prestasi kahidupan yang lebih sulit. Kita tidak “jatuh”
dalam cinta, kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang produktif
menyangkut empat sifat yang menantang, perhatian, tanggung jawab, respek, dan
pengetahuan.
2.
Pikiran yang Produktif
Meliputi
kecerdasan, pertimbangan, dan objektifita. Pemikir produktif didorong oleh
perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi
olehnya dan memperhatikannya.
3.
Kebahagiaan
Suatu
bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif,
kebahagiaan itu menyertai seluruh kegiatan produktif.
4.
Suara Hati
Ada dua
tipe suara hati menurut Fromm yaitu, suara hati otoriter dan suara hati
humanistis. Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang
diinternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Suara hati humanistis
ialah suara dari diri dan bukan dari suatu perantara dari luar.
Ψ Abraham Maslow ( Hirarki Kebutuhan )
Dalam
pandangan maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang
dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. Maslow mengungkapkan ada
empat kebutuhan untuk mencapai aktualisasi diri, yang biasa disebut dengan
hirarki kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan-kebutuhan
fisiologis
Kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan,
air, udara, tidur dan seks. Karenanya kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan
yang terkuat dari semua kebutuhan.
2. Kebutuhan-kebutuhan
akan Rasa Aman
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan
jasmaniah, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari kekuatan dan
kecemasan. Untuk kepribadian sehat, kebutuhan akan rasa aman tidak
berlebih-lebihan atau selalu mendesak.
3. Kebutuhan
–kebutuhan akan memiliki dan cinta
Maslow percaya makin lama makin sulit memuaskan
kebutuhan kan memiliki dan cinta karena mobilitas kita. akan tetapi kebutuhan
akan memiliki dan cinta harus dipuaskan dengan cara-cara melarikan diri dari
kesepian dan isolasi.
4. Kebutuhan
akan Penghargaan
Malosw membedakan kebutuhan akan penghargaan menjadi dua,
yaitu kebutuhan akan penghargaan yang berasal dari orang lain dan kebutuhan
akan penghargaan terhadap diri sendiri. Penghargaan berasal dari luar dapat
berdasarkan reputasi, kekaguman, status, popularitas, dan prestise. Penghargaan
dari dalam diri, kita merasa yakin dan aman akan diri kita.
Jika
kita sudah mampu memuaskan semua kebutuhan tersebut, maka kita didorong oleh
kebutuhan yang paling tinggi, kebutuhan akan aktualisasi diri. aktualisasi diri
dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan
semua bakat kiat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita.
(Sumber : Schultz,
Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar