Kamis, 10 Oktober 2013

Biografi



Khairunnisa Nurul Fadillah, lahir di Jakarta 03 Desember 1993. Anak pertama dari tiga bersaudara. Ia sempat mengenyam pendidikan di TK Puspita Mekar Jakarta Timur, SDN Ciomas 02 Bogor, SMPN 01 Ciomas dan SMA Rimba Madya Bogor. Saat ini ia sedang menempuh sekaligus melanjutkan pendidikannya di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Karena kecintaannya terhadap sosial dan psikologi, ia dan salah seorang sahabatnya mendirikan sebuah komunitas sosial yang diberi nama Pita Merah, dengan membawa misi “membumikan hati nurani dengan aksi nyata” Pita Merah yang baru berdiri Agustus lalu tersebut sudah beberapa kali mengadakan aksi sosial, seperti mengunjungi para pengungsi rohingya di LBH Jakarta, menjadi guru tamu di sekolah MASTER Depok, mengadakan aksi di dunia maya untuk mesir dengan tujuan “agar dunia tahu, agar dunia tidak buta” dan yang sabtu 5 oktober lalu baru dilakukan, mengikuti Festival Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM) sebagai relawan kerja bakti. Kedepannya ia berharap Pita Merah bisa terus berkembang dan memiliki anak binaan.
Semasa kecil, Khairunnisa Nurul Fadillah yang biasa di panggil Icha adalah anak yang pendiam, cengeng dan jahil. Hobinya semasa kecil adalah menonton film kartun bertemakan kepahlawanan dan film laga, seperti sailormoon, power rangers dan wiro sableng. Film wiro sableng yang sering ia tonton semasa kecil pun pada akhirnya harus mengantar tubuh mungilnya ke Unit Gawat Darurat (UGD) sebuah Rumah Sakit di bilangan Jakarta Timur, karena selain menonton, ia juga hobi meniru adegan dalam film yang ia tonton, termasuk adegan ‘terbang’ di film wiro sableng yang sukses mengukir tujuh jahitan di dagunya yang robek akibat melompat dari kursi. Setelah menjalani perkuliahan selama beberapa semester di Fakultas Psikologi, ia kini tahu kalau hobinya meniru apa yang ia lihat sewaktu kecil adalaah hal lazim yang dilakukan anak-anak seusianya. Sebab anak-anak adalah seorang peniru ulung. Ia sadar betul bahwa media dapat berpengaruh besar terhadap tumbuh kembang mental dan perilaku anak.
Mahasiswi berusia 19 tahun yang juga memiliki hobi mengkoleksi perangko, menonton pertandingan sepakbola, membaca dan menulis ini, memiliki cita-cita untuk menjadi seorang psikolog klinis anak sekaligus penulis. Meskipun ia baru pernah menjuarai satu lomba menulis di kampusnya, tapi impian menjadi psikolog yang pandai ‘mengobati’ lewat tulisan masih akan terus ia perjuangkan sampai semesta benar-benar menyaksikan ‘cita’nya mewujud. Selain megidolakan dan terinspirasi dari beberapa penulis hebat, diantaranya Andrea Hirata, Paulo Coelho, Darwis Tere Liye, Salim A Fillah, dr. Ang Swee Chai dan Felix Siauw, mahasiswi berkerudung ini pun sangat terinspirasi dan mengidolakan guru bimbingan belajarnya sewaktu SMP di bimbingan belajar ABABIL, yaitu Bu Irna. Menurutnya Bu Irna adalah guru tersabar yang pernah menghadapinya, dari Bu Irna pula lah ia mulai mengenal arti ‘impian dan cita’ yang sebenarnya, lagi-lagi meskipun ia belum bisa menebus mimpinya menjadi seorang mahasiswi di Universitas Indonesia pada Bu Irna, ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa kelak ia akan bisa memeluk mimpinya yang lain dan berada pada dunia mimpinya yang ia wujudkan di dunia nyata, kelak jika semuanya terwujud, punggung tangan Bu Irna akan menjadi punggung tangan ketiga setelah kedua orangtuanya yang akan ia ciumi. “Berdoa, percaya dan semangat. Lakukan yang terbaik dan jadi yang terhebat” itulah prinsip yang selalu ia gaungkan. Beberapa tulisan Khairunnisa Nurul Fadillah bisa dilihat di khairunnisanf.tumblr.com atau khanfa.tumblr.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar