Dalam
ilmu pikologi kita mengenal banyak sekali teori, diantara berbagai teori
tersebut ada satu teori yang berhubungan erat dengan kesehatan, kepribadian,
sekaligus mental manusia. Teori itu disebut dengan Teori kepribadian sehat.
Karena terdapat banyak aliran dalam psikologi, definisi atau karakteristik
kepribadian sehat itu sendiri pun secara otomatis berbeda-beda, dalam hal ini
kepribadian sehat dijabarkan berdasarkan tiga mazhab besar psikologi, yaitu
Aliran psikoanalisa, Behavioristik dan Humanistik. Sebelum masuk pada
pembahasan kepribadian sehat menurut tiga mazhab, pastinya banyak yang
bertanya-tanya, pribadi yang sehat tuh seperti apa sih?, jadi begini → Pribadi yang sehat adalah
pribadi yang matang, yaitu pribadi yang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik
masa lalu. Pribadi ini didorong ke depan oleh suatu visi dan misi itu
mempersatukan kepribadiaannya serta membawanya melewati tantangan demi
tantangan yang terus bertambah. Kebahagiaan bukan merupakan tujuan utama.
Kebahagiaan hanyalah merupakan hasil sampingan dari proses mencapai tujuan.
Pribadi ini akan terus berusaha mencari motif-motif dan tujuan baru begitu
tujuan lamanya tercapai.
(Sumber : Schultz,
Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius).
Setelah mengetahui apa itu
pribadi sehat, berikut penjelasan mengenai kepribadian sehat menurut tiga
mazhab :
1.
Aliran Psikoanalisa
Menurut Sigmund Freud,
perilaku manusia merupakan hasil tiga sub sistem dalam kepribadian manusia yang
disebutnya Id, Ego, Superego. Id adalah kepribadian yang menyimpan dorongan-dorogan
biologis manusia, sementara Ego berfungsi menjembatanai tuntutan-tuntutan Id
dengan realitas di dunia luar dan Superego adalah “polisi kepribadian yang
mewakili dunia luar. Secara singkat, dalam psikoanalisis perilaku manusia
merupakan interaksi antara komponen biologis (Id), komponen psikologis (Ego)
dan komponen sosial (Superego) sehingga dapat dikatakan kepribadian yang sehat
adalah pribadi yang mampu menyeimbangkan komponen-komponen tersebut.
(Sumber : Rochman, K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto : Fajar Media Press)
2.
Aliran Behavioristik
Behavioralisme
lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia
berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisa yang berbicara
tentang alam bawah sadar yang tampak. Menurut kaum behavioralis prilaku manusia
dikendalikan oleh faktor lingkungan dan organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat
sosial atau psikologis. Sementara kaum empirismi mengatakan manusia tidak
mempunyai warna mental.
3.
Aliran Humanistik
Menurut Fromm pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku yang menghasilkan rasa persetujuan dan kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian sehat dan produktif memimpin dan mengatur diri sendiri.
Menurut Fromm pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku yang menghasilkan rasa persetujuan dan kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian sehat dan produktif memimpin dan mengatur diri sendiri.
(Sumber : Semiun, Y. (2006). Kesehatan
Mental 1. Yogyakarta: Kanisius)
Menurut
Abraham Maslow pribadi atau individu yang sehat berbeda, baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif dengan orang-orang lain berhubung dengan
apa yang mendorong mereka. Hal ini menyebabkan maslow mengemukakan teori
radikal, dia menyebut teori ini “metamotivation”. Menurutnya orang-orang yang
neourotis dan orang-orang yang memiliki kesehatan jiwa yang normal berjuang
untuk memuaskan kebutuhan yang lebih rendah, sebaliknya orang-orang yang sangat
sehat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi : memenuhi
potensi-potensi mereka dan mengetahui serta memahami dunia sekitar mereka.
Dalam hal ini metamotivation orang tidak
berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan atau mereduksi tegangan. Tujuannya
ialah memperkaya dan memperluas pengalaman hidup, meningkatkan kesenangan dan
kegenbiraan yang luar biasa dalam hidup.
(Sumber: Schultz,
Duane. 1991. Psikologi
pertumbuhan. Yogyakarta:
Kanisius)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar