Senin, 08 Juli 2013

Sudut yang Mengaguminu


Aku suka caramu menatap ketidakberdayaan
dengan hangat peluhmu, kamu memeluk jerit
senyummu renyah mendekap kesesakkan
sayangnya, dari sudut ini aku hanya bisa menggeletuk, gemetar rahangku…

Kamu merelakan tubuh tegapmu menahan desak pilu
sementara aku yang terhenti langkahnya karenamu, memilin doa berharap tangis danluka takan pernah ada…
kini setelah berhari bahkan berbulan semenjak aku menatapmu
bayangmu tak lagi kutemukan..
hingga rinai fajar yang tak sempat mengembun mengabari..
kamu teramat baik disana, pergi mengejar apa yang kamu perjuangkan..
hak cita dari cinta yang kamu berikan…

Ah, aku ini hanya sudut kecil dari sekian mata yang mengagumimu :)

-Teruntuk Kamu yang Menginspirasi-

Jumat, 05 Juli 2013

Hal Manis yang Terselip


Senin lalu tepatnya 1 juli ‘13, aku menggebu menyusuri jalan Universitas Indonesia, yang dimulai dari stasiun pondok cina. Menapaki halte demi halte tanpa BIKUN (Bis Kuning) yang katanya salah satu moda transportasi disana, setidaknya hingga halte fakultas keperawatan. walaupun akhirnya aku yang hari itu memang tidak sendiri kesana (Karena diantar seorang sahabat) harus menyerah oleh lelah, menaiki BIKUN penuh semangat.
Sebenarnya, sehari sebelumnya aku sudah terlebih dulu ‘janjian’ untuk bertemu dengan seseorang, tepatnya di PUSGIWA (Pusat Kegiatan Mahasiswa). Rencananya dari seseorang itulah aku ingin membeli sebuah buku yang ditulis secara cantik dan apik oleh Azhar Nurun Ala, wakil ketua BEM UI 2013. Jujur aku memang berharap kalau hari itu aku bisa bertemu langsung dengannya, ingin berdiskusi kecil ceritanya. Tapi ah aku bisa apa? toh kegiatannya di luar kampus teramat banyak, manalah ada waktu menyempatkan diri sekadar bertemu denganku.
Tapi ternyata nasib baik memihak, siapa yang menyangka jika laki-laki yang turun dari motor ketika aku menunggu di parkiran PUSGIWA adalah Azhar, siapa yang menyangka pula kalau ternyata yang janjian denganku itu adalah Azhar. Ah sudahlah intinya hari itu sesuatu yang manis benar-benar terselip, terselip diantara keringat dan lelah :)
Berikut penampakan cantik dan apik itu


















Aku suka dengan konsep Azhar dalam mengartikan sebuah jarak, yang terkadang membuat kita sesak, sebab dengan jarak segalanya menjadi ja(t)uh. Tapi bagi Azhar, jarak justeru mengajari kita tentang “Menjauh untuk menjaga" dimana “Jarak dicipta agar rindu tetap hidup tanpa pernah redup"
Aku juga suka dengan pesan Azhar untukku yang ia kutip dari bukunya, aku pun paham bahwa mengenang tidak akan pernah merubah yang lalu, sebab itu “buatlah cerita baru yang lebih indah" karena setiap langkah adalah perjuangan, yang olehnya kita dapat mengukir hal indah dan baru setiap harinya.










Terima kasih teruntuk Azhar Nurnala, bukumu buku termanis yang pernah saya baca.
"Dalam Hidup yang Berhak Jatuh Hanya Hati" -Azhar Nurun Ala-