Jumat, 19 April 2013

Tulisan 2



Ψ Pengertian Stress
Stres menurut Hans Selye (1983) merupakan respons nonspesifik dari tubuh manusia terhadap tuntutan, sehingga konsep stressnya dikategorikan kedalam konsep stres biologis. Selye (1983) mengemukakan respons tubuh terhadap stres tersebut sebagai sindrom stres (stress syndrom) atau sindrom adaptasi umum (General Adaptation Syndrom-GAS) yang merupakan respons umum dari tubuh.

(Sumber : Nurs, M.N & Kurniawati, N.D. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika)

Stres menurut Lazarus 1999 (dalam Rod Plotnik 2005:481) Stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.

(Sumber : Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma)

Ψ Efek-efek Stres menurut Hans Selye
·         Local Adaptation Stres.
Tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
Karakteristik dari LAS :
ü  Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
ü  Respon bersifat adaptif ; diperlukan stresor untuk menstimulasinya.
ü  Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
ü  Respon bersifat restorative.

·         General Adaptation Syndrom
Selye (1983) menyatakan munculnya sindrom adaptasi umum (GAS) melalui beberapa tahap berikut :
ü  Tahap peringatan (Alarm Stage)
Tahap reaksi awal tubuh dalam menghadapi berbagai stressor. Tubuh tidak dapat bertahan pada tahapan ini dalam jangka waktu lama.
ü  Tahap Adaptasi atau Eustres (Adaptation Stage)
Tahap dimana tubuh mulai beradaptasi dengan adanya stres dan berusaha mengatasi serta membatasi stresor. Ketidakmampuan tubuh beradaptasi mengakibatkan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit.
ü  Tahap Kelelahan atau distres (Exhaution Stage)
Tahap dimana adaptasi tidak dapat dipertahankan karena stres yang berulang atau berkepanjangan sehingga berdampak pada seluruh tubuh

(Sumber : Nurs, M.N & Kurniawati, N.D. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika)

Ψ Faktor faktor individual dan sosial yang menjadi Penyebab Stres

    ♫ Faktor Individual
        Stres muncul dalam diri seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stres yang paling utama. Menurut Kurt Lewin, kekuatan motivasional yang melawan menimbulkan dua cenderungan yang melawan: pendekatan dan penghindaran.

♫ Faktor Soisal
1.      Faktor keluarga
Stres disini dapat bersumber dari interaksi diantara para anggota keluarga, sperti perselisihan dalam masalah keuangan, sling acuh tak acuh dll.
2.      Faktor komunitas dan lingkungan
Interaksi subyek di luar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stres
3.      Faktor Pekerjaan
Pekerjaan-pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia dapat mengakibatkan stres

(Sumber: Smet, Bart. 1994. Psikologi kesehatan. Jakarta: Gramedia)

Ψ Tipe-tipe Stres

1.      Tekanan
Tekanan timbul dari tuntutan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi sehingga menimbulkan tekanan dalam diri seseorang. Tekanan juga berasal dari luar diri individu, misalnya orang tua yang menuntut anaknya untuk masuk ke dalam jurusan yang tidak diminati oleh anaknya, anak yang menuntut orang tua untuk dibelikan semua kemauannya, dan lain-lain.

2.      Konflik
Konflik ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan, aau tujuan. Saat seseorang dihadapkan dalam situasi yang berat untuk dipilih, orang tersebut akan mengalami konflik dalam dirinya. Bentuk konflik digolongkan menjadi tiga bagian, approach-approach conflict, approach-avoidant conflict, avoidan-avoidant conflict.

3.      Frustasi
Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
♪ Bila kita telah berjuang keras dan gagal, kita mengalami   
frustasi.
♪ Bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru,   kemudian terhambat untuk  melakukan sesuatu (misal  jalanan macet) kita juga dapat merasa frustrasi
♪ Bila kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustrasi.

4.      Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran/kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk. Misalnya seorang anak yang sering dimarahi ibunya, anak tersebut akan merasakan kecemasan yang cukup tinggi jika ia melakukan hal yang akan membuat ibunya marah padahal ibu si anak tersebut belum tentu marah padanya. 


Ψ Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress

Menurut lazarus dan folkman,  ada 2 jenis strategi coping, yaitu:
problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress, dan dipaparkan para ahli bahwa aspek-aspek yang digunakan individu di bagi menjadi lima, sebagai berikut:
♪  Distancing → ini adalah suatu bentuk coping yang sering kita temui, yaitu usaha untuk menghindar dari permasalahan dan menutupinya dengan pandangan yang positf, dan seperti menganggap remeh/lelucon suatu masalah.
♪  Planful Problem Solving, atau perencanaan → individu membentuk suatu strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress, dengan melibatkan tindakan yang teliti, berhati-hati, bertahap dan analitis.
♪  Positive Reapraisal → yaitu usah untuk mencar makna positif dari  permasalahan dengan pengembangan diri, dan stategi ini terkadang melibatkan hal-hal religi.
♪  Self Control → merupakan suatu bentuk dalam penyelesaian masalah dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
♪  Escape → usaha untuk menghilangkan stress dengan melarikan diri dari masalah, dan beralih pada hal-hal lain, seperti merokok, narkoba, makan banyak dll
Emotion-Focused Coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Berikut adalah aspek-aspeknya:
Self Control → merupakan suatu bentuk dalam penyelesaian masalah  dengan cara mengendalikan dri, menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
Seeking Social Support (For Emotional Reason) → adalah suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadap masalahnya dengan cara mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, bisa berupa simpati dan perhatian.
 Positive Reinterpretation → respon dari suatu individu  dengan cara merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya, atau mencoba mengambil pandangan positif dari sebuah masalah (hikmah),
♪ Acceptance → berserah diri, individu menerima apa yang terjadi padanya atau pasrah, karena dia sudah beranggapan tiada hal yang bisa dilakukannya lagi untuk memecahkan masalahnya.
 Denial (avoidance) → pengingkaran, suatu cara individu dengan berusaha menyanggah dan mengingkari dan melupakan masalah-masalah yang ada pada dirinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar