Ψ Pengertian Stress
Stres menurut Hans Selye (1983) merupakan respons
nonspesifik dari tubuh manusia terhadap tuntutan, sehingga konsep stressnya
dikategorikan kedalam konsep stres biologis. Selye (1983) mengemukakan respons
tubuh terhadap stres tersebut sebagai sindrom stres (stress syndrom) atau
sindrom adaptasi umum (General Adaptation Syndrom-GAS) yang merupakan respons
umum dari tubuh.
(Sumber : Nurs, M.N & Kurniawati, N.D.
2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien
Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika)
Stres menurut Lazarus 1999 (dalam Rod Plotnik 2005:481) Stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai.
(Sumber : Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas
Gunadarma)
Ψ Efek-efek Stres menurut Hans Selye
·
Local Adaptation Stres.
Tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon setempat
ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dll.
Responnya berjangka pendek.
Karakteristik dari LAS :
ü Respon yang
terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
ü Respon
bersifat adaptif ; diperlukan stresor untuk menstimulasinya.
ü Respon
bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
ü Respon
bersifat restorative.
·
General Adaptation Syndrom
Selye (1983) menyatakan munculnya sindrom adaptasi
umum (GAS) melalui beberapa tahap berikut :
ü Tahap
peringatan (Alarm Stage)
Tahap reaksi awal tubuh dalam menghadapi berbagai
stressor. Tubuh tidak dapat bertahan pada tahapan ini dalam jangka waktu lama.
ü Tahap
Adaptasi atau Eustres (Adaptation Stage)
Tahap dimana tubuh mulai beradaptasi dengan adanya
stres dan berusaha mengatasi serta membatasi stresor. Ketidakmampuan tubuh
beradaptasi mengakibatkan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit.
ü Tahap
Kelelahan atau distres (Exhaution Stage)
Tahap dimana adaptasi tidak dapat dipertahankan karena
stres yang berulang atau berkepanjangan sehingga berdampak pada seluruh tubuh
(Sumber : Nurs, M.N & Kurniawati, N.D.
2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien
Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika)
Ψ
Faktor faktor individual dan sosial yang menjadi Penyebab Stres
♫ Faktor Individual
Stres muncul dalam diri seseorang
melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang
mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stres yang paling utama. Menurut Kurt Lewin, kekuatan motivasional yang melawan
menimbulkan dua cenderungan yang melawan: pendekatan dan penghindaran.
♫
Faktor Soisal
1. Faktor
keluarga
Stres disini dapat
bersumber dari interaksi diantara para anggota keluarga, sperti perselisihan
dalam masalah keuangan, sling acuh tak acuh dll.
2. Faktor
komunitas dan lingkungan
Interaksi subyek di
luar lingkungan keluarga melengkapi sumber-sumber stres
3. Faktor
Pekerjaan
Pekerjaan-pekerjaan yang menuntut
tanggung jawab bagi kehidupan manusia dapat mengakibatkan stres
(Sumber: Smet, Bart.
1994. Psikologi kesehatan. Jakarta:
Gramedia)
Ψ Tipe-tipe Stres
1.
Tekanan
Tekanan timbul dari tuntutan hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu,
misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi sehingga menimbulkan tekanan
dalam diri seseorang. Tekanan juga berasal dari luar diri individu, misalnya
orang tua yang menuntut anaknya untuk masuk ke dalam jurusan yang tidak
diminati oleh anaknya, anak yang menuntut orang tua untuk dibelikan semua
kemauannya, dan lain-lain.
2.
Konflik
Konflik ditimbulkan karena ketidakmampuan
memilih dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan, aau tujuan. Saat seseorang
dihadapkan dalam situasi yang berat untuk dipilih, orang tersebut akan
mengalami konflik dalam dirinya. Bentuk konflik digolongkan menjadi tiga
bagian, approach-approach
conflict, approach-avoidant conflict, avoidan-avoidant conflict.
3.
Frustasi
Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
♪ Bila kita telah berjuang keras dan gagal, kita mengalami
frustasi.
♪ Bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu (misal jalanan macet) kita juga dapat merasa frustrasi
♪ Bila kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustrasi.
Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
♪ Bila kita telah berjuang keras dan gagal, kita mengalami
frustasi.
♪ Bila kita dalam keadaan terdesak dan terburu-buru, kemudian terhambat untuk melakukan sesuatu (misal jalanan macet) kita juga dapat merasa frustrasi
♪ Bila kita sangat memerlukan sesuatu (misalnya lapar dan butuh makanan), dan sesuatu itu tidak dapat diperoleh, kita juga mengalami frustrasi.
4.
Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi ketika individu merasakan
kekhawatiran/kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali
mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk. Misalnya seorang anak yang sering
dimarahi ibunya, anak tersebut akan merasakan kecemasan yang cukup tinggi jika
ia melakukan hal yang akan membuat ibunya marah padahal ibu si anak tersebut
belum tentu marah padanya.
Ψ Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress
Menurut lazarus dan folkman,
ada 2 jenis strategi coping, yaitu:
♫ problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari
masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress, dan
dipaparkan para ahli bahwa aspek-aspek yang digunakan individu di bagi menjadi
lima, sebagai berikut:
♪ Distancing → ini adalah suatu bentuk coping
yang sering kita temui, yaitu usaha untuk menghindar dari permasalahan dan
menutupinya dengan pandangan yang positf, dan seperti menganggap remeh/lelucon
suatu masalah.
♪ Planful Problem Solving, atau perencanaan → individu membentuk
suatu strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress, dengan
melibatkan tindakan yang teliti, berhati-hati, bertahap dan analitis.
♪ Positive Reapraisal → yaitu
usah untuk mencar makna positif dari permasalahan
dengan pengembangan diri, dan stategi ini terkadang melibatkan hal-hal religi.
♪ Self Control → merupakan suatu
bentuk dalam penyelesaian
masalah dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti
dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
♪ Escape → usaha untuk menghilangkan
stress dengan melarikan diri dari masalah, dan beralih pada hal-hal lain,
seperti merokok, narkoba, makan banyak dll
♫ Emotion-Focused Coping,
dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau
situasi yang penuh tekanan. Berikut adalah aspek-aspeknya:
♪ Self Control → merupakan
suatu bentuk dalam
penyelesaian masalah dengan cara
mengendalikan dri, menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti dan
tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
♪ Seeking Social Support
(For Emotional Reason) → adalah
suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadap masalahnya dengan cara
mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar, bisa berupa
simpati dan perhatian.
♪ Positive Reinterpretation → respon dari suatu
individu dengan cara merubah dan mengembangkan dalam kepribadiannya, atau
mencoba mengambil pandangan positif dari sebuah masalah (hikmah),
♪ Acceptance → berserah
diri, individu menerima apa yang terjadi padanya atau pasrah, karena dia sudah
beranggapan tiada hal yang bisa dilakukannya lagi untuk memecahkan masalahnya.
♪ Denial (avoidance) → pengingkaran,
suatu cara individu dengan berusaha menyanggah dan mengingkari dan melupakan
masalah-masalah yang ada pada dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar