Khairunnisa
Nurul Fadillah, lahir di Jakarta 03 Desember 1993. Anak pertama dari tiga bersaudara. Ia
sempat mengenyam pendidikan di TK Puspita Mekar Jakarta Timur, SDN Ciomas 02
Bogor, SMPN 01 Ciomas dan SMA Rimba Madya Bogor. Saat ini ia sedang menempuh sekaligus
melanjutkan pendidikannya di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Karena
kecintaannya terhadap sosial dan psikologi, ia dan salah seorang sahabatnya
mendirikan sebuah komunitas sosial yang diberi nama Pita
Merah, dengan membawa misi “membumikan hati nurani dengan aksi nyata” Pita Merah yang baru
berdiri Agustus lalu tersebut sudah beberapa kali mengadakan aksi sosial,
seperti mengunjungi para pengungsi rohingya di LBH Jakarta, menjadi guru tamu
di sekolah MASTER Depok, mengadakan aksi di dunia maya untuk mesir dengan
tujuan “agar dunia tahu, agar dunia tidak buta” dan yang sabtu 5 oktober lalu baru
dilakukan, mengikuti Festival Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM) sebagai relawan
kerja bakti. Kedepannya ia berharap Pita Merah bisa terus berkembang dan
memiliki anak binaan.
Semasa kecil, Khairunnisa Nurul
Fadillah yang biasa di panggil Icha adalah anak yang pendiam, cengeng dan
jahil. Hobinya semasa kecil adalah menonton film kartun bertemakan kepahlawanan
dan film laga, seperti sailormoon, power rangers dan wiro sableng. Film wiro
sableng yang sering ia tonton semasa kecil pun pada akhirnya harus
mengantar tubuh mungilnya ke Unit
Gawat Darurat (UGD) sebuah Rumah Sakit di bilangan Jakarta Timur, karena selain menonton, ia
juga hobi meniru adegan dalam film yang ia tonton, termasuk adegan ‘terbang’ di film wiro sableng yang sukses mengukir tujuh jahitan di dagunya yang
robek akibat melompat dari kursi. Setelah menjalani perkuliahan selama beberapa
semester di Fakultas Psikologi, ia kini tahu kalau hobinya meniru apa yang ia
lihat sewaktu kecil adalaah hal lazim yang dilakukan anak-anak seusianya. Sebab
anak-anak adalah seorang peniru ulung. Ia sadar betul bahwa media dapat
berpengaruh besar terhadap tumbuh kembang mental dan perilaku anak.
Mahasiswi berusia 19 tahun yang juga
memiliki hobi mengkoleksi perangko, menonton pertandingan sepakbola, membaca
dan menulis ini, memiliki cita-cita untuk menjadi seorang psikolog klinis anak sekaligus
penulis. Meskipun ia baru pernah menjuarai satu lomba menulis di kampusnya,
tapi impian menjadi psikolog yang pandai ‘mengobati’ lewat tulisan masih akan
terus ia perjuangkan sampai semesta benar-benar menyaksikan ‘cita’nya mewujud. Selain
megidolakan dan terinspirasi dari beberapa penulis hebat, diantaranya Andrea Hirata, Paulo Coelho, Darwis Tere Liye, Salim A Fillah, dr.
Ang Swee Chai dan Felix Siauw, mahasiswi berkerudung ini pun sangat
terinspirasi dan mengidolakan guru bimbingan belajarnya sewaktu SMP di
bimbingan belajar ABABIL, yaitu Bu Irna. Menurutnya Bu Irna adalah guru
tersabar yang pernah menghadapinya, dari Bu Irna pula lah ia mulai mengenal
arti ‘impian dan cita’ yang sebenarnya, lagi-lagi meskipun ia belum bisa
menebus mimpinya menjadi seorang mahasiswi di Universitas Indonesia pada Bu
Irna, ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa kelak ia akan bisa memeluk
mimpinya yang lain dan berada pada dunia mimpinya yang ia wujudkan di dunia
nyata, kelak jika semuanya terwujud, punggung tangan Bu Irna akan menjadi
punggung tangan ketiga setelah kedua orangtuanya yang akan ia ciumi. “Berdoa, percaya dan semangat. Lakukan yang terbaik dan jadi yang
terhebat” itulah prinsip yang selalu ia gaungkan. Beberapa tulisan Khairunnisa
Nurul Fadillah bisa dilihat di khairunnisanf.tumblr.com atau khanfa.tumblr.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar