Pages

Senin, 24 Juni 2013

Resume Tugas 1, 2 dan 3


TUGAS 1

Tulisan 1

Ψ Konsep Sehat Berbicara manusia berarti berbicara pula mengenai kehidupan, sebab manusia merupakan makhluk hidup yang sejatinya akan selalu mempertahankan kehidupannya, oleh karena itu manusia juga terkait erat dengan masalah kesehatan. Maka dari itu perlu bagi kita mengetahui tentang konsep sehat.
Konsep sehat sendiri ditinjau berdasarkan sudut pandang yang berbeda dibagi menjadi dua:
1.       Konsep sehat dipandang dari sudut fisik secara individu dan
2.      Konsep sehat dipandang dari sudut ekologi
Konsep sehat secara fisik dan bersifat individu ialah “seseorang dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin”. Konsep sehat berdasarkan ekologi ialah “sehat berarti proses penyesuaian antara individu dengan lingkungannya. (Sumber : Dudiarto, Eko. & Dewi, Anggraeni. 2001. Pengantar Epidemologi. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC)

Ψ Sejarah Kesehatan mental Langgulung (dalam Rochman, L.k., 2010: 3) mengatakan secara umum secara historis kajian kesehatan mental dibagi menjadi dua periode, yaitu periode pra-ilmiah dan periode ilmiah.
1.       Periode Pra-ilmiah
Sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitif animisme, awalnya  orang yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena Dewa marah dan membawa pergi jiwanya
2.      Periode Ilmiah
Pada era ini, terjadi perubahan besar dalam memendang sikap dan pengobatan gangguan mental, dari yang tadinya bersifat irrasional seperti animisme atau tradisional menjadi ilmiah atau rasional.
(Sumber :  Rochman, K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto : Fajar Media Press)

Ψ Pendekatan Kesehatan Mental Saparinah Sardli (dalam Suroso, 2001: 132) yang mengemukakan tiga orientasi kesehatan mental, yaitu orientasi klasik, orientasi penyesuaian diri, orientasi pengembangan diri. (Sumber :  Rochman, K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto : Fajar Media Press)

Tulisan 2
Ψ Kepribadian Sehat tiga mazhab

1.       Aliran Psikoanalisa
Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia merupakan hasil tiga sub sistem dalam kepribadian manusia yang disebutnya Id, Ego, Superego. Id adalah kepribadian yang menyimpan dorongan-dorogan biologis manusia, sementara Ego berfungsi menjembatanai tuntutan-tuntutan Id dengan realitas di dunia luar dan Superego adalah “polisi kepribadian yang mewakili dunia luar. (Sumber :  Rochman, K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto : Fajar Media Press)
2.      Aliran Behavioristik
Behavioralisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisa yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tampak
3.      Aliran Humanistik
Menurut Fromm pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual.
(Sumber : Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius)

Tulisan 3

Ψ Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
Definisi penyesuaian diri menurut para ahli :
a.      W.A Gerungan (1996) menyebutkan bahwa penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan.
b.      Menurut Soeharto Hoerdjan (1987) “Penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang tujuannya adalah mengatasi masalah dan hambatan”

(Sumber : Sunaryo. (2002). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC)

Ψ Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya minat  terhadap pekerjaan dan kegemaran. Sulit menyesuaikan diri dengan baik terhadap tuntutan-tuntutan pekerjaan yang tidak menarik dan membosankan, dan segera pekerjaan itu menjadi hal yang tidak menyenangkan atau menjijikkan. Tetpi, kita memiliki cara tertentu untuk mengubah dan mengganti pekerjaan yang merangsang minat kita sehingga kita dapat memperoleh kepuasan terus-menerus dalam pekerjaan.

Pertumbuhan pribadi tergantung juga pada skala nilai yang adekuat dan tujuan yang ditetapkan dengan baik, kriteria yang selalu dapat digunakan seseorang untuk menilai penyesuaian diri. Skala nilai atau filsafat hidup adalah seperangkat ide, kebenaran, keyakinan, dan prinsip membimbing seseorang dalam berpikir, bersikap, dan dalam berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain dalam memandang kenyataan dan dalam tingkah laku sosial, moral dan agama.

TUGAS 2

Tulisan 1
Ψ Gordon Allport ( Ciri-ciri Kepribadian Matang )
            Allport merupakan salah satu tokoh psikologi perumbuhan yang mendapatkan gelar Ph.D nya dari Harvard pada tahun 1922 dan meneruskan kariernya yang terkenal sebagai pakar (“kepala”) dari studi kepribadian di Amerika. Ia juga salah seorang ahli-ahli psikologi yang pertama di Amerika yang memusatkan perhatian pada kepribadian yang sehat daripada kepribadian yang neurotis. Dibawah ini merupakan tujuh kriteria atau ciri-ciri kepribadian matang yang dikemukakan Allport :
1.    Perluasan Perasaan Diri
2.    Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
3.    Keamanan Emosional
4.    Persepsi Ralistis
5.    Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
6.    Pemahaman diri
7.    filsafat Hidup yang Mempersatukan
(Sumber : Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius).

Ψ Rogers ( Perkembangan Kepribadian )
          Carl Rogers seorang ahli psikologi yang bercirikan agama kristen fundamentalis yang ketat mendapatkan gelar Ph.D nya dari Columbia University Theachers Collage pada tahun 1931dan terus menjadi terkenal dalam mengembangkan nondirective atau Client centered therapy. Menurut Rogers, manusia yang rasional tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan.
(Sumber : Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius).

Ψ Erick Fromm ( Ciri-ciri Kepribadian Sehat )
            Menurut Fromm ciri-ciri kepribadian sehat memiliki empat segi, yaitu
1.       Cinta yang Produktif
Suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana partner-partner dapat mempertahankan individualitas mereka.
2.      Pikiran yang Produktif
Meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektifita. Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran.
3.      Kebahagiaan
Suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif, kebahagiaan itu menyertai seluruh kegiatan produktif.
4.      Suara Hati
Ada dua tipe suara hati menurut Fromm yaitu, suara hati otoriter dan suara hati humanistis.

Ψ Abraham Maslow ( Hirarki Kebutuhan )
Maslow mengungkapkan ada empat kebutuhan untuk mencapai aktualisasi diri, yang biasa disebut dengan hirarki kebutuhan, yaitu :
1.       Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
Kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur dan seks.
2.      Kebutuhan-kebutuhan akan Rasa Aman
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan jasmaniah, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari kekuatan dan kecemasan.
3.      Kebutuhan –kebutuhan akan memiliki dan cinta
Maslow percaya makin lama makin sulit memuaskan kebutuhan kan memiliki dan cinta karena mobilitas kita.
4.      Kebutuhan akan Penghargaan
Malosw membedakan kebutuhan akan penghargaan menjadi dua, yaitu kebutuhan akan penghargaan yang berasal dari orang lain dan kebutuhan akan penghargaan terhadap diri sendiri.
 (Sumber : Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius).

Tulisan 2
Ψ Pengertian Stress
Stres menurut Hans Selye (1983) merupakan respons nonspesifik dari tubuh manusia terhadap tuntutan, sehingga konsep stressnya dikategorikan kedalam konsep stres biologis. Selye (1983) mengemukakan respons tubuh terhadap stres tersebut sebagai sindrom stres (stress syndrom) atau sindrom adaptasi umum (General Adaptation Syndrom-GAS) yang merupakan respons umum dari tubuh.
(Sumber : Nurs, M.N & Kurniawati, N.D. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika)

Ψ Efek-efek Stres menurut Hans Selye
·         Local Adaptation Stres.
Tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
·         General Adaptation Syndrom
Selye (1983) menyatakan munculnya sindrom adaptasi umum (GAS) melalui beberapa tahap berikut :
ü  Tahap peringatan (Alarm Stage)
ü  Tahap Adaptasi atau Eustres (Adaptation Stage)
ü  Tahap Kelelahan atau distres (Exhaution Stage)
(Sumber : Nurs, M.N & Kurniawati, N.D. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika)

Ψ Faktor faktor individual dan sosial yang menjadi Penyebab Stres
    Faktor Individual
        Stres muncul dalam diri seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stres yang paling utama.
Faktor Soisal
1.       Faktor keluarga
2.      Faktor komunitas dan lingkungan
3.      Faktor Pekerjaan
 (Sumber: Smet, Bart. 1994. Psikologi kesehatan. Jakarta: Gramedia)

Tulisan 3

Ψ Tipe-tipe Stres
1.       Tekanan
Tekanan timbul dari tuntutan hidup sehari-hari.
2.      Konflik
Konflik ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan, aau tujuan.
3.      Frustasi
Frustrasi terjadi ketika motif atau tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
4.      Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran/kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.

Ψ Pendekatan Problem Solving Terhadap Stress

Menurut lazarus dan folkman,  ada 2 jenis strategi coping, yaitu:
problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress
Emotion-Focused Coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan.

TUGAS 3

Tulisan 1
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan

A. Menjelaskan Konsep Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri (adjustment) atau dapat dikatakan juga sebagai adaptasi, merupakan suatu proses dimana organisme yang agak sederhana mematuhi tuntutan-tuntutan lingkungan. (Sumber : Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius).

B. Pertumbuhan Personal
Definisi pertumbuhan personal ialah perubahan secara fisiologis dari hasil proses sutau kematangan funsi-fungsi jasmani sebagai akibat dari adannya pengaruh lingkungan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnnya keadaan jasmaniah (fisik) yang turun-menurun dalam bentuk proses aktif yang berkesinambungan.
1.       Penekanan Pertumbuhan Diri

Penekanan Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal.

2.      Variasi dalam Pertumbuhan

Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri.

3.      Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh.

Tulisan 2
“ Hubungan Interpersonal sangat penting, bahkan sangat menentukan kesehatan mental seseorang. Jika seseorang tak berhasil mengembangkan hubungan interpersonalnya secara sehat, ia juga akan gagal berkembang menjadi pribadi yang sehat” ( Sumber : Widyarini, Nilam. 2009. Membangun Hubungan Antar Manusia. Jakarta : Elex Media ).

A.    Berikut empat model Hubungan Interpersonal :
1.       Pertukaran Sosial (Social Exchange)
Menurut teori ini manusia saling menjalin hubungan dengan tujuan memuaskan kebutuhan masing-masing. ( Sumber : Supratiknya, A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta : Kanisius ).
2.      Model peranan {role model)
Hubunhan interpersonal adalah panggung sandiwara yang setiap orang harus memainkan perannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat.
3.      Model Permainan
Hubungan interpersonal sebagai ajang menampilkan salah satu aspek kepribadian individu (orang tua, dewasa, anak). Dikenai sebagai analisis transaksional
4.      Model Interaksional
Hubungan interpersonal merupakan suatu sistem yang memiliki sifat-sifat struktural, integrali dan medan yang masing-masing saling terkait

B.    Cara Memulai Hubungan
-          Pembentukan kesan dan ketertarikan interpersonal dalam memulai hubungan
·      Pembentukkan
Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan. Menurut Charles R. Berger, tahap ini dikelompokkan kedalam tujuh kategori, yaitu :
1. Informasi dan demografis
2. Sikap dan pendapat
3. Rencana yang akan datang
4. Kepribadian
5. Perilaku pada masa lalu
6. Orang lain
7. Hobi dan minat

·      Peneguhan Hubungan
Dalam memelihara keseimbangan terdapat empat faktor, yaitu :
1. Keakraban pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan  komunikator                        
2. Control kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang lebih dominan didalam komunikasi tersebut
3. Respon yang tepat feedback atau umpan balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat
4. Nada emosional yang tepat keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung

C.   Intimasi dan Hubungan Pribadi
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. 

D.   Intimasi dan Pertumbuhan
Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain
Faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik adalah
1.       Berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan.
2.      Menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain atau Kejujuran
3.      Kejujuran yang menumbuhkan sikap percaya.sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif

Tulisan 3
Deskripsi Cinta dan Perkawinan
Lalu bagaimana deskripsi cinta dan perkawinan itu?  Saya pernah membaca sebuah buku karangan usatad Felix Siauw dimana dalam bukunya tersebut beliau mendeskripsikan bahwa cinta adalah anugrah, cintalah yang memanusiakan manusia, mewarnai kehidupan dan menerbitkan harapan. Beliau juga mengatakan jika Islam tidak pernah mengharamkan cinta, Islam mengarahkan cinta agar ia berjalan pada koridornya. oleh karena itu perlu adanya sebuah ikatan suci agar cinta tidak ternodai, dalam hal ini ustad Felix Siauw dalam bukunya mendeskripsikan bahwa satu-satunya jalan adalah pernikahan yang dengan semuanya cinta jadi halal dan penuh keberkahan. Pernikahan adalah pintu menuju kebaikan yang bertebaran pada jalan-Nya, dan juga bagian dari keindahan yang Allah beri di dunia. (Sumber : Siauw, Y. Felix. 2013. Udah Putusin Aja!. Bandung : Mizan Media Utama)
Tanggapan dan Pembahasan 2 (Bagaimana Memilih Pasangan)
Menurut saya artikel yang telah di post pada tulisan sebelumnya sudah cukup menjelaskan secara rinci mengenai bagaimana memilih pasangan hidup yang intinya adalah berkaca pada diri sendiri. Sebab apa yang kita dapatkan di dunia ini adalah hasil dari apa yang kita perbuat dan lakukan, jadi ada baiknya dalam memilih pasangan hidup kita jangan terlalu banyak menuntut, melainkan terus memperbaiki serta memantaskan diri agar kelak calon pendamping kita merupakan orang yang memang benar-benar pantas untuk kita.
Tanggapan dan Pembahasan 3 (Seluk-beluk Hubungan dalam Pernikahan)
Menurut saya kisah Pak Eko Pratomo pada postingan blog saya sebelumnya yang sangat mencintai dan mampu menerima istrinya dalam kondisi apapun patut dicontoh, sebab darinyalah kita dapat belajar mengenai seluk-beluk hubungan dalam perkawianan. Perkawianan sejatinya memanglah indah, namun tidak dapat kita pungkiri bahwa seringkali terjadi hal-hal yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya dalam perkawinan, semisal kisah Pek Eko Pratomo diatas, istrinya harus menderita kelumpuhan akibat penyakit lupus yang menyerang kekebalan tubuhnya. Hingga akhirnya sang anak menyuruh Pak Eko untuk menikah lagi, namun atas dasar cinta dan kesetiaan, Pak Eko menolak permintaan tersebut dengan amat tegas. Beliau mengajarkan pada kita bahwa seluk-beluk yang terjadi dalam perkawinan adalah sebuah keharusan untuk dilewati bersama, bukan menghindarinya dengan mencari jalan pintas menikah atau bercerai.
Tanggapan dan Pembahasan 4 (Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan)
 Masih menanggapi artikel mengenai kisah Pak Eko Pratomo, menurut saya lagi-lagi kisah ini dapat dijadikan contoh. Menyesuaikan diri setelah perkawinan memang bukanlah perkara mudah, sebab banyak yang kita tidak ketahui mengenai pasangan kita, kita ketahui setelah menikah, banyak pula hal yang terjadi stelah pernikahan yang membuat pasangan kita berbeda dari sebelumnya,seperti halnya Pak Eko Pratomo yang harus menyesuaikan diri dengan kondisi istrinya, namun darisanalah Pak Eko Pratomo mengajarkan pada kita bahwa dengan menerima pasangan kita dalam kondisi apapun akan mampu membuat cinta justru terus bertumbuh.

Tanggapan dan Pembahasan 5 (Perceraian dan Pernikahan Kembali)
Tanggapan saya mengenai fenomena pada artikel pada psotingan saya sebelumnya , fenomena dalam artikel mengambarkan bahwa akhir-akhir ini masalah perceraian memang sedang ‘naik daun’ begitupun pernikahan kembali setelah perceraian. Tidak jarang perceraian menjadi momok dan trauma tersendiri. Meski semua pasangan di dunia ini tidak menginginkan adanya perceraian, namun percekcokan dan kesalahpahaman seolah menjadi bumerang yang pada akhirnya membawa pernikahan pada ujung perceraian

Tanggapan dan Pembahasan (Single Life)
Artikel pada postingan saya sebelumnya cukup bagus dalam menjelaskan beberapa alasan penyebab sebagian orang lebih memilih untuk hidup sendiri atau tidak menikah hingga akhir hayatnya. Ketakutan akan kegagalan cukup menjelaskan secara keseluruhan mengenai alasan tersebut. Hanya saja artikel tersebut tidak menjelaskan mengenai cara menghilangkan ketakutan akan kegagalan tersebut agar orang yang memilih single life dapat berkurang, sebab dalam agama setiap manusia memiliki hak untuk berpasangan dan menikah adalah wujud kesempurnaan ketaatan seoarang hamba pada RabNya







Tidak ada komentar:

Posting Komentar