TUGAS 1
Tulisan 1
Ψ Konsep Sehat →
Berbicara manusia berarti berbicara pula mengenai kehidupan, sebab manusia
merupakan makhluk hidup yang sejatinya akan selalu mempertahankan kehidupannya,
oleh karena itu manusia juga terkait erat dengan masalah kesehatan. Maka dari
itu perlu bagi kita mengetahui tentang konsep sehat.
Konsep
sehat sendiri ditinjau berdasarkan sudut pandang yang berbeda dibagi menjadi
dua:
1. Konsep
sehat dipandang dari sudut fisik secara individu dan
2. Konsep
sehat dipandang dari sudut ekologi
Konsep sehat secara fisik dan bersifat individu ialah
“seseorang dikatakan sehat bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam
batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin”. Konsep sehat
berdasarkan ekologi ialah “sehat berarti proses penyesuaian antara individu
dengan lingkungannya. (Sumber :
Dudiarto, Eko. & Dewi, Anggraeni. 2001. Pengantar
Epidemologi. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC)
Ψ
Sejarah Kesehatan mental → Langgulung
(dalam Rochman, L.k., 2010: 3) mengatakan secara umum secara historis kajian
kesehatan mental dibagi menjadi dua periode, yaitu periode pra-ilmiah dan
periode ilmiah.
1. Periode
Pra-ilmiah
Sikap terhadap gangguan kepribadian
atau mental telah muncul dalam konsep primitif animisme, awalnya orang yunani percaya bahwa gangguan mental
terjadi karena Dewa marah dan membawa pergi jiwanya
2. Periode
Ilmiah
Pada era ini, terjadi perubahan
besar dalam memendang sikap dan pengobatan gangguan mental, dari yang tadinya
bersifat irrasional seperti animisme atau tradisional menjadi ilmiah atau
rasional.
(Sumber : Rochman, K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto : Fajar Media Press)
Ψ
Pendekatan Kesehatan Mental →
Saparinah Sardli (dalam Suroso, 2001: 132) yang mengemukakan tiga orientasi
kesehatan mental, yaitu orientasi klasik, orientasi penyesuaian diri, orientasi
pengembangan diri. (Sumber : Rochman, K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto : Fajar Media Press)
Tulisan 2
Ψ Kepribadian
Sehat tiga mazhab
1.
Aliran Psikoanalisa
Menurut Sigmund Freud,
perilaku manusia merupakan hasil tiga sub sistem dalam kepribadian manusia yang
disebutnya Id, Ego, Superego. Id adalah kepribadian yang menyimpan
dorongan-dorogan biologis manusia, sementara Ego berfungsi menjembatanai
tuntutan-tuntutan Id dengan realitas di dunia luar dan Superego adalah “polisi
kepribadian yang mewakili dunia luar. (Sumber : Rochman,
K.L. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto
: Fajar Media Press)
2.
Aliran Behavioristik
Behavioralisme lahir sebagai reaksi
terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan
laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisa yang berbicara tentang alam
bawah sadar yang tampak
3.
Aliran Humanistik
Menurut Fromm pedoman
kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual.
(Sumber
: Semiun, Y. (2006). Kesehatan
Mental 1. Yogyakarta: Kanisius)
Tulisan 3
Ψ
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
Definisi penyesuaian diri
menurut para ahli :
a.
W.A Gerungan (1996) menyebutkan
bahwa penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan,
tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan.
b.
Menurut Soeharto Hoerdjan (1987)
“Penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang tujuannya adalah mengatasi
masalah dan hambatan”
(Sumber : Sunaryo.
(2002). Psikologi untuk Keperawatan.
Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC)
Ψ
Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya
minat terhadap pekerjaan dan kegemaran. Sulit menyesuaikan diri
dengan baik terhadap tuntutan-tuntutan pekerjaan yang tidak menarik dan
membosankan, dan segera pekerjaan itu menjadi hal yang tidak menyenangkan atau
menjijikkan. Tetpi, kita memiliki cara tertentu untuk mengubah dan mengganti
pekerjaan yang merangsang minat kita sehingga kita dapat memperoleh kepuasan
terus-menerus dalam pekerjaan.
Pertumbuhan
pribadi tergantung juga pada skala nilai yang adekuat dan tujuan yang
ditetapkan dengan baik, kriteria yang selalu dapat digunakan seseorang untuk
menilai penyesuaian diri. Skala nilai atau filsafat hidup adalah seperangkat
ide, kebenaran, keyakinan, dan prinsip membimbing seseorang dalam berpikir,
bersikap, dan dalam berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain dalam
memandang kenyataan dan dalam tingkah laku sosial, moral dan agama.
TUGAS 2
Tulisan 1
Ψ Gordon Allport ( Ciri-ciri Kepribadian
Matang )
Allport
merupakan salah satu tokoh psikologi perumbuhan yang mendapatkan gelar Ph.D nya
dari Harvard pada tahun 1922 dan meneruskan kariernya yang terkenal sebagai
pakar (“kepala”) dari studi kepribadian di Amerika. Ia juga salah seorang
ahli-ahli psikologi yang pertama di Amerika yang memusatkan perhatian pada
kepribadian yang sehat daripada kepribadian yang neurotis. Dibawah ini
merupakan tujuh kriteria atau ciri-ciri kepribadian matang yang dikemukakan
Allport :
1.
Perluasan
Perasaan Diri
2.
Hubungan Diri
yang Hangat dengan Orang-orang Lain
3.
Keamanan
Emosional
4.
Persepsi
Ralistis
5.
Keterampilan-keterampilan
dan Tugas-tugas
6.
Pemahaman diri
7.
filsafat Hidup
yang Mempersatukan
(Sumber : Schultz,
Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius).
Ψ Rogers (
Perkembangan Kepribadian )
Carl Rogers
seorang ahli psikologi yang bercirikan agama kristen fundamentalis yang ketat
mendapatkan gelar Ph.D nya dari Columbia University Theachers Collage pada
tahun 1931dan terus menjadi terkenal dalam mengembangkan nondirective atau
Client centered therapy. Menurut Rogers, manusia yang rasional tidak dikontrol
oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan.
(Sumber : Schultz,
Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius).
Ψ Erick Fromm (
Ciri-ciri Kepribadian Sehat )
Menurut Fromm ciri-ciri kepribadian
sehat memiliki empat segi, yaitu
1.
Cinta yang Produktif
Suatu hubungan
manusia yang bebas dan sederajat dimana partner-partner dapat mempertahankan
individualitas mereka.
2.
Pikiran yang Produktif
Meliputi
kecerdasan, pertimbangan, dan objektifita. Pemikir produktif didorong oleh
perhatian yang kuat terhadap objek pikiran.
3.
Kebahagiaan
Suatu bagian
integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif,
kebahagiaan itu menyertai seluruh kegiatan produktif.
4.
Suara Hati
Ada dua tipe
suara hati menurut Fromm yaitu, suara hati otoriter dan suara hati humanistis.
Ψ Abraham Maslow (
Hirarki Kebutuhan )
Maslow
mengungkapkan ada empat kebutuhan untuk mencapai aktualisasi diri, yang biasa
disebut dengan hirarki kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan-kebutuhan
fisiologis
Kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan,
air, udara, tidur dan seks.
2. Kebutuhan-kebutuhan
akan Rasa Aman
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan
jasmaniah, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari kekuatan dan
kecemasan.
3. Kebutuhan
–kebutuhan akan memiliki dan cinta
Maslow percaya makin lama makin sulit memuaskan
kebutuhan kan memiliki dan cinta karena mobilitas kita.
4. Kebutuhan akan
Penghargaan
Malosw membedakan kebutuhan akan penghargaan menjadi dua,
yaitu kebutuhan akan penghargaan yang berasal dari orang lain dan kebutuhan
akan penghargaan terhadap diri sendiri.
(Sumber : Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta :
Penerbit Kanisius).
Tulisan 2
Ψ Pengertian Stress
Stres menurut Hans Selye (1983) merupakan respons nonspesifik dari tubuh
manusia terhadap tuntutan, sehingga konsep stressnya dikategorikan kedalam
konsep stres biologis. Selye (1983) mengemukakan respons tubuh terhadap stres
tersebut sebagai sindrom stres (stress syndrom) atau sindrom adaptasi umum
(General Adaptation Syndrom-GAS) yang merupakan respons umum dari tubuh.
(Sumber : Nurs, M.N & Kurniawati,
N.D. 2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien
Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika)
Ψ Efek-efek Stres
menurut Hans Selye
·
Local Adaptation Stres.
Tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon setempat
ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dll.
Responnya berjangka pendek.
·
General Adaptation Syndrom
Selye (1983) menyatakan munculnya sindrom adaptasi
umum (GAS) melalui beberapa tahap berikut :
ü Tahap peringatan (Alarm
Stage)
ü Tahap Adaptasi atau Eustres
(Adaptation Stage)
ü Tahap Kelelahan atau
distres (Exhaution Stage)
(Sumber : Nurs, M.N &
Kurniawati, N.D. 2007. Asuhan Keperawatan
pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika)
Ψ Faktor faktor individual dan sosial yang menjadi
Penyebab Stres
♫ Faktor Individual
Stres muncul
dalam diri seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan,
bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stres yang paling
utama.
♫ Faktor Soisal
1. Faktor
keluarga
2. Faktor
komunitas dan lingkungan
3. Faktor
Pekerjaan
(Sumber: Smet, Bart. 1994. Psikologi kesehatan. Jakarta: Gramedia)
Tulisan 3
Ψ
Tipe-tipe Stres
1. Tekanan
Tekanan
timbul dari tuntutan hidup sehari-hari.
2. Konflik
Konflik ditimbulkan karena
ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan, aau tujuan.
3. Frustasi
Frustrasi terjadi ketika motif atau
tujuan kita mengalami hambatan dalam pencapaiannya.
4.
Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi
ketika individu merasakan kekhawatiran/kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak
nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang
buruk.
Ψ Pendekatan
Problem Solving Terhadap Stress
Menurut lazarus dan folkman,
ada 2 jenis strategi coping, yaitu:
♫ problem-solving focused coping, dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari
masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress
♫ Emotion-Focused Coping,
dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam rangka
menyesuaikan diri dengan dampak yang akan diitmbulkan oleh suatu kondisi atau
situasi yang penuh tekanan.
TUGAS 3
Tulisan 1
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
A.
Menjelaskan
Konsep Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri (adjustment) atau
dapat dikatakan juga sebagai adaptasi, merupakan suatu proses dimana
organisme yang agak sederhana mematuhi tuntutan-tuntutan lingkungan. (Sumber : Semiun, Y. 2006. Kesehatan
Mental 1. Yogyakarta: Kanisius).
B.
Pertumbuhan
Personal
Definisi
pertumbuhan personal ialah perubahan secara fisiologis dari hasil proses sutau
kematangan funsi-fungsi jasmani sebagai akibat dari adannya pengaruh
lingkungan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnnya keadaan
jasmaniah (fisik) yang turun-menurun dalam bentuk proses aktif yang
berkesinambungan.
1. Penekanan Pertumbuhan Diri
Penekanan Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat
pada waktu yang normal.
2. Variasi dalam Pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan
penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang
menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri.
3. Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa
dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan,
aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau
konstitusi tubuh.
Tulisan 2
“
Hubungan Interpersonal sangat penting, bahkan sangat menentukan kesehatan
mental seseorang. Jika seseorang tak berhasil mengembangkan hubungan
interpersonalnya secara sehat, ia juga akan gagal berkembang menjadi pribadi
yang sehat” ( Sumber : Widyarini, Nilam.
2009. Membangun Hubungan Antar Manusia. Jakarta : Elex Media ).
A.
Berikut empat model Hubungan Interpersonal :
1. Pertukaran
Sosial (Social Exchange)
Menurut
teori ini manusia saling menjalin hubungan dengan tujuan memuaskan kebutuhan
masing-masing. ( Sumber : Supratiknya,
A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal.
Yogyakarta : Kanisius ).
2. Model
peranan {role model)
Hubunhan interpersonal adalah
panggung sandiwara yang setiap orang harus memainkan perannya sesuai naskah
yang dibuat masyarakat.
3. Model
Permainan
Hubungan interpersonal sebagai ajang
menampilkan salah satu aspek kepribadian individu (orang tua, dewasa, anak).
Dikenai sebagai analisis transaksional
4. Model
Interaksional
Hubungan
interpersonal merupakan suatu sistem yang memiliki sifat-sifat struktural,
integrali dan medan yang masing-masing saling terkait
B.
Cara Memulai Hubungan
-
Pembentukan kesan dan ketertarikan
interpersonal dalam memulai hubungan
· Pembentukkan
Tahap ini
sering disebut sebagai tahap perkenalan. Menurut Charles R. Berger, tahap ini
dikelompokkan kedalam tujuh kategori, yaitu :
1. Informasi
dan demografis
2. Sikap
dan pendapat
3. Rencana
yang akan datang
4. Kepribadian
5. Perilaku
pada masa lalu
6. Orang
lain
7. Hobi
dan minat
· Peneguhan
Hubungan
Dalam
memelihara keseimbangan terdapat empat faktor, yaitu :
1. Keakraban
→ pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan komunikator
2. Control
→ kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan
menentukan siapakah yang lebih dominan didalam komunikasi tersebut
3. Respon
yang tepat → feedback atau umpan balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah
memberikan informasi sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang
tepat
4. Nada
emosional yang tepat → keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung
C. Intimasi dan
Hubungan Pribadi
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi
sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan
kebutuhannya terhadap orang lain.
D.
Intimasi dan
Pertumbuhan
Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan
intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh
kesejahteraan satu sama lain
Faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan
interpersonal yang baik adalah
1.
Berhubungan
dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan.
2. Menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain atau
Kejujuran
3.
Kejujuran yang
menumbuhkan sikap percaya.sikap yang mengurangi sikap defensive dalam
komunikasi amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal
yang efektif
Tulisan 3
♥ Deskripsi Cinta
dan Perkawinan
Lalu bagaimana deskripsi cinta dan perkawinan itu? Saya pernah membaca sebuah buku karangan
usatad Felix Siauw dimana dalam bukunya tersebut beliau mendeskripsikan bahwa cinta adalah anugrah, cintalah yang memanusiakan manusia,
mewarnai kehidupan dan menerbitkan harapan. Beliau juga mengatakan jika Islam tidak
pernah mengharamkan cinta, Islam mengarahkan cinta agar ia berjalan pada
koridornya. oleh karena itu perlu adanya sebuah ikatan suci agar cinta
tidak ternodai, dalam hal ini ustad Felix Siauw dalam bukunya mendeskripsikan
bahwa satu-satunya jalan adalah pernikahan yang dengan semuanya cinta jadi halal dan
penuh keberkahan. Pernikahan
adalah pintu menuju kebaikan yang bertebaran pada jalan-Nya, dan juga bagian
dari keindahan yang Allah beri di dunia. (Sumber
: Siauw, Y. Felix. 2013. Udah Putusin
Aja!. Bandung : Mizan Media Utama)
♥ Tanggapan dan Pembahasan 2 (Bagaimana Memilih Pasangan)
Menurut saya artikel
yang telah di post pada tulisan sebelumnya sudah cukup menjelaskan secara rinci
mengenai bagaimana memilih pasangan hidup yang intinya adalah berkaca pada diri
sendiri. Sebab apa yang kita dapatkan di dunia ini adalah hasil dari apa yang kita
perbuat dan lakukan, jadi ada baiknya dalam memilih pasangan
hidup kita jangan terlalu banyak menuntut, melainkan terus memperbaiki serta
memantaskan diri agar kelak calon pendamping kita merupakan orang yang memang
benar-benar pantas untuk kita.
♥ Tanggapan dan Pembahasan 3 (Seluk-beluk Hubungan dalam
Pernikahan)
Menurut saya kisah Pak Eko Pratomo pada postingan blog saya
sebelumnya yang sangat mencintai dan mampu menerima istrinya dalam kondisi
apapun patut dicontoh, sebab darinyalah kita dapat belajar mengenai seluk-beluk
hubungan dalam perkawianan. Perkawianan sejatinya memanglah indah, namun tidak
dapat kita pungkiri bahwa seringkali terjadi hal-hal yang tidak pernah kita
bayangkan sebelumnya dalam perkawinan, semisal kisah Pek Eko Pratomo diatas, istrinya
harus menderita kelumpuhan akibat penyakit lupus yang menyerang kekebalan
tubuhnya. Hingga akhirnya sang anak menyuruh Pak Eko untuk menikah lagi, namun
atas dasar cinta dan kesetiaan, Pak Eko menolak permintaan tersebut dengan amat
tegas. Beliau mengajarkan pada kita bahwa seluk-beluk yang terjadi dalam perkawinan adalah sebuah keharusan untuk
dilewati bersama, bukan menghindarinya dengan mencari jalan pintas menikah atau
bercerai.
♥ Tanggapan dan Pembahasan 4 (Penyesuaian dan Pertumbuhan
dalam Perkawinan)
Masih menanggapi artikel mengenai kisah Pak Eko
Pratomo, menurut saya lagi-lagi kisah ini dapat dijadikan contoh. Menyesuaikan
diri setelah perkawinan memang bukanlah perkara mudah, sebab banyak
yang kita tidak ketahui mengenai pasangan kita, kita ketahui setelah menikah,
banyak pula hal yang terjadi stelah pernikahan yang membuat pasangan kita
berbeda dari sebelumnya,seperti halnya Pak Eko Pratomo yang harus menyesuaikan
diri dengan kondisi istrinya, namun darisanalah Pak Eko Pratomo mengajarkan pada
kita bahwa dengan menerima pasangan kita dalam kondisi apapun akan mampu membuat
cinta justru terus bertumbuh.
♥ Tanggapan dan Pembahasan 5 (Perceraian dan Pernikahan
Kembali)
Tanggapan saya
mengenai fenomena pada artikel pada psotingan saya sebelumnya , fenomena dalam
artikel mengambarkan bahwa akhir-akhir ini masalah perceraian memang sedang
‘naik daun’ begitupun pernikahan kembali setelah perceraian. Tidak jarang perceraian
menjadi momok dan trauma tersendiri. Meski semua pasangan di dunia ini tidak
menginginkan adanya perceraian, namun percekcokan dan
kesalahpahaman seolah menjadi bumerang yang pada akhirnya membawa pernikahan
pada ujung perceraian
♥ Tanggapan dan
Pembahasan (Single Life)
Artikel pada postingan
saya sebelumnya cukup bagus dalam menjelaskan beberapa alasan penyebab sebagian
orang lebih memilih untuk hidup sendiri atau tidak menikah hingga akhir
hayatnya. Ketakutan akan kegagalan cukup menjelaskan secara keseluruhan
mengenai alasan tersebut. Hanya saja artikel tersebut tidak menjelaskan
mengenai cara menghilangkan ketakutan akan kegagalan tersebut agar orang yang
memilih single life dapat berkurang, sebab dalam agama setiap manusia memiliki hak untuk
berpasangan dan menikah adalah wujud kesempurnaan ketaatan seoarang hamba pada
RabNya