A.
Menjelaskan
Konsep Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri (adjustment) atau
dapat dikatakan juga sebagai adaptasi, merupakan suatu proses dimana
organisme yang agak sederhana mematuhi tuntutan-tuntutan lingkungan. (Sumber :
Semiun, Y. 2006. Kesehatan
Mental 1. Yogyakarta: Kanisius).
Menurut Schneider (dalam
Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan
kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis
yang tepat. Menurut Schneiders (1964), pengertian
penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
- Penyesuaian
sebagai adaptasi → Menurut pandangan ini, penyesuaian diri
cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik, bukan
penyesuaian dalam arti psikologis
- Penyesuaian diri
sebagai bentuk konformitas → Penyesuaian diri
diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu
norma. Pengertian ini menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat
tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan
perilaku, baik secara moral, sosial maupun emosional.
- Penyesuaian diri
sebagai usaha penguasaan → Penyesuaian diri
dipandang sebagai kemampuan untuk merencakan dan mengorganisasikan respons
dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi
tidak terjadi, dengan kata lain penyesuaian diri diartikan sebagai
kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan emosi dan
kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.
B.
Pertumbuhan
Personal
Definisi pertumbuhan personal ialah perubahan secara fisiologis dari
hasil proses sutau kematangan funsi-fungsi jasmani sebagai akibat dari adannya
pengaruh lingkungan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnnya
keadaan jasmaniah (fisik) yang turun-menurun dalam bentuk proses aktif yang
berkesinambungan.
Pada
dasarnya setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau
kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan
keluarga adalah faktor utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan
kepribadian.
1. Penekanan Pertumbuhan Diri
Penekanan Pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi
fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang
normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam
bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
2.
Variasi dalam Pertumbuhan
Tidak selamanya individu
berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada
rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan
penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau
mungkin diluar dirinya.
3. Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah
seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai
disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat
dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat
kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen
(Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya
lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam
aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi
primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar,
dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa
penelitian menunjukan bahwa gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot
dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian.
Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi
tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan
penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas
penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi
kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit
jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian
dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar