Pages

Kamis, 30 Mei 2013

Hubungan Interpersonal



           Hubungan interpersonal, menurut saya menjadi sangat penting ketika kita mengadakan komunikasi, sebab dengan hubungan interpersonal kita tidak hanya bisa menyampaikan isi pembicaraan, namun juga hubungan atau relationship antar pribadi yang akan secara otomatis membuat lawan bicara merasa nyaman ketika berkomunikasi dengan kita. “ Hubungan Interpersonal sangat penting, bahkan sangat menentukan kesehatan mental seseorang. Jika seseorang tak berhasil mengembangkan hubungan interpersonalnya secara sehat, ia juga akan gagal berkembang menjadi pribadi yang sehat” ( Sumber : Widyarini, Nilam. 2009. Membangun Hubungan Antar Manusia. Jakarta : Elex Media )

       Berbicara mengenai hubungan interpersonal  tentunya tidak terlepas dari beberapa model hubungan interpersonal itu sendiri. “menurut model ini, hubungan antar pribadi yang tidak memuaskan merupakan sumber utama penyebab tingkah laku maladaptif” ( Sumber : Supratiknya, A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta : Kanisius ).
A.    Berikut empat model Hubungan Interpersonal :
1.       Pertukaran Sosial (Social Exchange)
Menurut teori ini manusia saling menjalin hubungan dengan tujuan memuaskan kebutuhan masing-masing. Setiap orang mengharapakan sesuatu dari hubungannya dengan orang lain. Kalau ia memiliki cukup kebebasan ia akan memutuskan hubungan tersebut, sebaliknya, kalau ia tidak dapat keluar dari situasi hubungan tidak adil yang menimbulkan penderitaan, ia akan ambruk masuk kedalam psikopatologi.
( Sumber : Supratiknya, A. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta : Kanisius ).

1. Model peranan {role model)
Hubunhan interpersonal adalah panggung sandiwara yang setiap orang harus memainkan perannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan ini akan berkembang bila individu bertindak sesuai kewajiban atau tugas yang berkaitan dengan posisi tertentu, desakan sosial yang memaksa individu untuk memenuhi peranannya, kemampuan memerankan peranan tertentu, serta mampu menghindari konflik peranan bila individu tidak sanggup mempertemukan berbagai peranan yang kontradiktif.

2. Model Permainan
Hubungan interpersonal sebagai ajang menampilkan salah satu aspek kepribadian individu (orang tua, dewasa, anak). Dikenai sebagai analisis transaksional

3. Model Interaksional
Hubungan interpersonal merupakan suatu sistem yang memiliki sifat-sifat struktural, integrali dan medan yang masing-masing saling terkait

B.    Cara Memulai Hubungan
-          Pembentukan kesan dan ketertarikan interpersonal dalam memulai hubungan
·      Pembentukkan
Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan. Menurut Charles R. Berger, tahap ini dikelompokkan kedalam tujuh kategori, yaitu :
1. Informasi dan demografis
2. Sikap dan pendapat
3. Rencana yang akan datang
4. Kepribadian
5. Perilaku pada masa lalu
6. Orang lain
7. Hobi dan minat

·      Peneguhan Hubungan
Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, maka diperlukantindakan-tindakan untuk memelihara keseimbangan.

Dalam memelihara keseimbangan terdapat empat faktor, yaitu :
1. Keakraban pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang antara komunikan dan  komunikator                        
2. Control kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang lebih dominan didalam komunikasi tersebut
3. Respon yang tepat feedback atau umpan balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat
4. Nada emosional yang tepat keserasian suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung

  C. Intimasi dan Hubungan Pribadi
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Intimasi juga adalah salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim daripada hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat (intim).

  D. Intimasi dan Pertumbuhan
Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
Faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik adalah
1.       Berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan.
2.      Menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain atau Kejujuran
3.      Kejujuran yang menumbuhkan sikap percaya.sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan


A. Menjelaskan Konsep Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri (adjustment) atau dapat dikatakan juga sebagai adaptasi, merupakan suatu proses dimana organisme yang agak sederhana mematuhi tuntutan-tuntutan lingkungan. (Sumber : Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius).

Menurut Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat. Menurut Schneiders (1964), pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
  1. Penyesuaian sebagai adaptasi Menurut pandangan ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik, bukan penyesuaian dalam arti psikologis
  2. Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pengertian ini menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial maupun emosional.
  3. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan Penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan untuk merencakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi, dengan kata lain penyesuaian diri diartikan sebagai kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan emosi dan kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.

B. Pertumbuhan Personal
Definisi pertumbuhan personal ialah perubahan secara fisiologis dari hasil proses sutau kematangan funsi-fungsi jasmani sebagai akibat dari adannya pengaruh lingkungan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnnya keadaan jasmaniah (fisik) yang turun-menurun dalam bentuk proses aktif yang berkesinambungan.

Pada dasarnya setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian.  

1.       Penekanan Pertumbuhan Diri

Penekanan Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.

2.      Variasi dalam Pertumbuhan

Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.

3.      Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukan bahwa gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.