Ψ
Coping/Koping Stress
Tugas atau pekerjaan menumpuk,
kesibukan sehari-hari dan kemacetan seolah-olah merupakan aktivitas yang telah
mendarah daging pada kita yang harus kita lewati setiap harinya. Karena itu
tidak heran, banyak dari kita yang mengalami stres. Maka dari itu kita perlu
mengetahui bagaimana cara-cara mengatasi stres. Cara atau individu dalam
mengatasi stres itu sendiri dikenal dengan Coping Stress.
·
Pengertian dan Jenis-jenis Koping
Lazarus dan Folkman, 1984; Sarafino, 1990; Taylor,
1991) menggambarkan koping sebagai → suatu proses dimana individu mencoba untuk
mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan dari
individu atau tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya
yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressful.
Berikut dua jenis koping :
♪ Emotional Focused Coping → digunakan untuk
mengatur respon emosional terhadap stres. Bila individu tidak dapat merubah
kondisi yang stressful, individu cenderung untuk mengatur emosinya.
§ Distancing
, ini adalah suatu bentuk coping yang sering kita temui, yaitu usaha untuk
menghindar dari permasalahan dan menutupinya dengan pandangan yang positf, dan
seperti menganggap remeh/lelucon suatu masalah .
§ Planful
Problem Solving, atau perencanaan, individu membentuk suatu
strategi dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress, dengan melibatkan
tindakan yang teliti, berhati-hati, bertahap dan analitis.
§ Positive
Reapraisal, yaitu usah untuk mencar makna positif dari
permasalahan dengan pengembangan diri, dan stategi ini terkadang melibatkan
hal-hal religi.
§ Self
Control, merupakan suatu bentuk dalam penyelesaian
masalah dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, maksudnya selalu teliti
dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
§ Escape, usaha untuk
menghilangkan stress dengan melarikan diri dari masalah, dan beralih pada
hal-hal lain, seperti merokok, narkoba, makan banyak dll.
♪ Problem Focused Coping → untuk mengurangi
stressor, individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau
keterampilan-keterampilan baru. Metode atau fungsi ini lebih sering digunakan
oleh para dewasa.
§ Self
Control, merupakan suatu bentuk dalam penyelesaian
masalah dengan cara mengendalikan dri, menahan diri, mengatur perasaan,
maksudnya selalu teliti dan tidak tergesa dalam mengambil tindakan.
§ Seeking Social
Support (For Emotional Reason), adalah suatu cara yang dilakukan
individu dalam menghadap masalahnya dengan cara mencari dukungan sosial pada
keluarga atau lingkungan sekitar, bisa berupa simpati dan perhatian.
§ Positive
Reinterpretation, respon dari suatu individu dengan cara merubah
dan mengembangkan dalam kepribadiannya, atau mencoba mengambil pandangan
positif dari sebuah masalah (hikmah),
§ Acceptance, berserah
diri, individu menerima apa yang terjadi padanya atau pasrah, karena dia sudah beranggapan
tiada hal yang bisa dilakukannya lagi untuk memecahkan masalahnya.
§ Denial
(avoidance), pengingkaran, suatu cara individu dengan berusaha
menyanggah dan mengingkari dan melupakan masalah-masalah yang ada pada dirinya. (Sumber: Smet, Bart. 1994. Psikologi
kesehatan. Jakarta: Gramedia)
·
Jenis-jenis Koping yang Konstruktif
Harber
& Runyon (1984) menyebutkan jenis-jenis koping yang dianggap konstruktif,
yaitu:
1. Penalaran (Reasoning)
Yaitu penggunaan kemampuan
kognitif untuk mengeksplorasi berbagai macam alternatif pemecahan masalah dan
kemudian memilih salah satu alternatif yang dianggap paling menguntungkan.
Individu secara sadar mengumpulkan berbagi informasi yang relevan berkaitan dengan
soal yang dihadapi, kemudian membuat alternatif-alternatif pemecahannya,
kemudian memilih alternatif yang paling menguntungkan dimana resiko kerugiannya
paling kecil dan keuntungan yang diperoleh paling besar.
2. Objektifitas
Yaitu kemampuan untuk
membedakan antara komponen-komponen emosional dan logis dalam pemikiran,
penalaran maupun tingkah laku. Kemampuan ini juga meliputi kemampuan untuk
membedakan antara pikiran-pikiran yang berhubungan dengan persoalan yang tidak
berkaitan. Kemampuan untuk melakukan koping jenis objektifitas mensyaratkan
individu yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk mengelola emosinya sehingga
individu mampu memilah dan membuat keputusan yang tidak semata didasari oleh
pengaruh emosi.
3. Konsentrasi
Yaitu kemampuan untuk
memusatkan perhatian secara penuh pada persoalan yang sedang dihadapi.
Konsentrasi memungkinkan individu untuk terhindar dari pikiran-pikiran yang
mengganggu ketika berusaha untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapi.
Pada kenyataanya, justru banyak individu yang tidak mampu berkonsentrasi ketika
menghadapi tekanan. Perhatian mereka malah terpecah-pecah dalam berbagai arus
pemikiran yang justru membuat persoalan menjadi semakin kabur dan tidak
terarah.
4. Humor
Yaitu kemampuan untuk melihat
segi yang lucu dari persoalan yang sedang dihadapi, sehingga perspektif
persoalan tersebut menjadi lebih luas, terang dan tidak dirasa sebagai menekan
lagi ketika dihadapi dengan humor. Humor memungkinkan individu yang
bersangkutan untuk memandang persoalan dari sudut manusiawinya, sehingga
persoalan diartikan secara baru, yaitu sebagai persoalan yang biasa, wajar dan
dialami oleh orang lain juga.
5. Supresi
Yaitu kemampuan untuk menekan
reaksi yang mendadak terhadap situasi yang ada sehingga memberikan cukup waktu
untuk lebih menyadari dan memberikan reaksi yang lebih konstruktif. Koping
supresi juga mengandaikan individu memiliki kemampuan untuk mengelola emosi
sehingga pada saat tekanan muncul, pikiran sadarnya tetap bisa melakukan kontrol
secara baik. Berhitung sampai sepuluh ketika mulai merasakan emosi marah,
sehingga kepala menjadi dingin kembali sehingga mampu memikirkan alternatif
tindakan yang lebih baik, merupakan contoh supresi.
6. Toleransi terhadap Kedwiartian atau Ambiguitas
Yaitu kemampuan untuk memahami
bahwa banyak hal dalam kehidupan yang bersifat tidak jelas dan oleh karenanya
perlu memberikan ruang bagi ketidak jelasan tersebut. Kemampuan melakukan
toleransi mengandaikan individu sudah memiliki perspektif hidup yang matang,
luas dan memiliki rasa aman yang cukup.
7. Empati
Yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu
dari pandangan orang lain. Empati juga mencakup kemampuan untuk menghayati dan
merasakan apa yang dihayati dan dirasakan oleh orang lain. Kemampuan empati ini
memungkinkan individu mampu memperluas dirinya dan menghayati perspektif
pengalaman orang lain sehingga individu yang bersangkutan menjadi semakin kaya
dalam kehidupan batinnya.
·
Jenis-jenis Koping yang Positif
Diantara berbagai jenis koping, terdapat beberapa
jenis koping positif yang baik untuk diterapkan agar dapat mengatasi stres
dengan benar, koping-koping tersebut antara lain :
♪ Problem-solving focused coping
♪ Distancing
♪ Planful Problem Solving
♪ Positive Reapraisal
♪ Self Control
♪ Emotion-Focused Coping
♪ Self Control
♪ Seeking Social Support (For Emotional Reason)
♪ Positive Reinterpretation
♪ Active coping
Tidak ada komentar:
Posting Komentar