Pages

Jumat, 12 April 2013

Tulisan 1


Teori Kepribadian Sehat

Ψ Gordon Allport ( Ciri-ciri Kepribadian Matang )
            Allport merupakan salah satu tokoh psikologi perumbuhan yang mendapatkan gelar Ph.D nya dari Harvard pada tahun 1922 dan meneruskan kariernya yang terkenal sebagai pakar (“kepala”) dari studi kepribadian di Amerika. Ia juga salah seorang ahli-ahli psikologi yang pertama di Amerika yang memusatkan perhatian pada kepribadian yang sehat daripada kepribadian yang neurotis. Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar – kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Karena Allport mengetahui perbedaan-perbedaan antara manusia yang neurotis dan manusia sehat, maka ia lebih suka mempelajari orang-orang dewasa yang matang. Dibawah ini merupakan tujuh kriteria atau ciri-ciri kepribadian matang yang dikemukakan Allport :
1.    Perluasan Perasaan Diri
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. akan tetapi tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang diluar diri seperti pekerjaan. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia. “orang harus meluaskan diri kedalam aktivitas”.
Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku bagi pekerjaan kita, hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran, dan keanggotaan kita dalam politik dan agama. Diri menjadi tertanam dalam aktivitas-aktivitas yang penuh arti ini dan aktivitas-aktivitas ini menjadi perluasan diri.
2.    Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
terdapat dua macam yang membedakan kehangantan dalam hubungan dengan orang lain yang dikemukakan Allport, yaitu kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, teman akrab. Sehingga menghasilkan perasaan perluasan diri yang berkembang baik. Ada perbedaan antara hubungan cinta dari orang-orang yang neurotis dengan hubungan cinta dari kepribadian-kepribadian yang sehat. Orang-orang yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya. Sedangkan cinta dari orang-orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaa, ketakutan-ketakutan, dan kegagaklan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia. Kapasitas perasaan terharu menghasilakan kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia, dan mengetahui bahwa dia memiliki kelemahan-kelemahan yang sama. Akan tetapi orang-orang yan neurotis tidak sabar dan tidak mampu memahami sifat universal dari pengalaman-pengalaman dasar manusia.
3.    Keamanan Emosional
Sifat dari kepribadian sehat yang utama adalah pemahaman diri. kepribadian-kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari diri mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan tersebut. Mereka berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses mereka berusaha memperbaiki diri mereka.
Kepribadian-kepribadian yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka, sehingga emosi-emosi ini tidak mengganggu aktivitas-aktivitas antarpribadi. Kualitas keamanan emosianal lain ialah apa yang disebut Allport “Sabar terhadap Kekecewaan”. Orang-orang yang sehat sabar menhadapi kemunduran-kemunduran, mereka tidak menyerahkan diri kepada kekecewaan, tetapi mampu memikirkan cara-cara yang berbeda, yang kurang menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan-tujuan.
Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan-perasaan tidak aman dan ketakutan-ketakutan, tetapi mereka merasa kurang terancam dan dapat menanggulangi perasaan-perasaan tersebut dengan lebih baik daripada orang-orang yang neurotik.
4.    Persepsi Ralistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya, orang-orang yang neurotis kerapkali harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakuatn mereka sendiri. Orang-orang yang sehat, mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
5.    Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan menjadi neurotis, akan tetapi tidak mungkin menemukan orang-orang yang sehat dan matang yang tidak mengarahkan keterampilan mereka pada pekerjaan mereka.
Allport mengutip apa yang dikatakan oleh Harvey Cushing ahli bedah yang terkenal “satu-satunya cara untuk melangsungkan kehidupan adalah menyelesaikan suatu tugas”. Pekerjaan dan tanggung jawab memberika arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6.    Pemahaman diri
“kenallah dirimu” istilah ini tentu merupakan tugas yang sulit. Usaha untuk mengetahui diri secra objektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan pernah berhenti. Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi dari orang neurotis. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
7.    filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat kedepan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Allport menyebut dorongan yang mempersatuka ini “arah” (directness), dan lebih kelihatan pada kepribadian-kepribadian yang sehat daripada orang-orang neurotis. Bagi Allport rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi ke masa depan.
Suara hati juga berperandalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suatu suara hati tidak matang sama seperti suara hati kanak-kanak, yang patuh dan membudak. Sedangkan suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada orang-orang lai, dan mugkin berakar dalam nilai-nilai agama atau nilai-nilai etis.
(Sumber : Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius).

Ψ Rogers ( Perkembangan Kepribadian )
          Carl Rogers seorang ahli psikologi yang bercirikan agama kristen fundamentalis yang ketat mendapatkan gelar Ph.D nya dari Columbia University Theachers Collage pada tahun 1931dan terus menjadi terkenal dalam mengembangkan nondirective atau Client centered therapy. Menurut Rogers, manusia yang rasional tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan.
Perkembangan Kepribadian
Rogers mengemukakan dalam masa kecil, anak mulai membedakan atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari semua yang lain-lainnya. Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak dalam masa kecil. Pada waktu diri itu mulsi berkembang anak juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebutnya “penghargaan positif” (positive regards), yaitu suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia, setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Apakah anak itu kemudian tumbuh menjadi suatu kepribadian yang tergantung sejauhmanakah kebutuhan akan positive regards ini dipuaskan dengan baik. Self concept yang berkembang dari anak sangat dipengaruhi oleh ibu.
“penghargaan positif bersyarat” (conditional positive regards). Kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik. Karena anak yang mengembangkan conditional positive regards akan menginternalisasikan sikap-sikap ibu. Menurut rogers syarat utama bagi timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat” (unconditional positive regards) pada masa kecil. Hal ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak itu bertingkah laku.  Anak yang bertumbuh dengan perasaan unconditional positive regards tidak akan mengembangkan syarat-syarat penghargaan. Mereka berharga dalam semua syarat. Dan segera setelah proses aktualisasi diri mulai berlangsung, orang itu dapat maju ketujuan terakhir yakni menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya. Rogers memberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya.
1.      Keterbukaan pada Pengalaman
Seseorang yang tidak terhambat oleh syarat-syarat penghargaan, bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap.
2.      Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Setiap pengalaman dirasa segar dan baru. Maka dari itu ada kegembiraan karena setiap pengalaman tersikap.
3.      Kepercayaan terhadap Organisme Orang Sendiri
Orang yang sehat terbuka sepenuhnya pada pengalaman, maka dia memilki jalan masuk untuk seluruh informasi yang ada dalam suatu situsasi membuat keputusan.
4.      Perasaan Bebas
Rogers percaya semakin sehat secara psikologis semakin juga ia mengalami kebebasan untuk mamilih dan bertindak
5.      Kreativitas
Orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis.
(Sumber : Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius).

Ψ Erick Fromm ( Ciri-ciri Kepribadian Sehat )
            Menurut Fromm ciri-ciri kepribadian sehat memiliki empat segi, yaitu
1.      Cinta yang Produktif
Suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana partner-partner dapat mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang produktif merupakan salah satu prestasi kahidupan yang lebih sulit. Kita tidak “jatuh” dalam cinta, kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang, perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan.
2.      Pikiran yang Produktif
Meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektifita. Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
3.      Kebahagiaan
Suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif, kebahagiaan itu menyertai seluruh kegiatan produktif.
4.      Suara Hati
Ada dua tipe suara hati menurut Fromm yaitu, suara hati otoriter dan suara hati humanistis. Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang diinternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Suara hati humanistis ialah suara dari diri dan bukan dari suatu perantara dari luar.
Ψ Abraham Maslow ( Hirarki Kebutuhan )
Dalam pandangan maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. Maslow mengungkapkan ada empat kebutuhan untuk mencapai aktualisasi diri, yang biasa disebut dengan hirarki kebutuhan, yaitu :
1.      Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
Kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur dan seks. Karenanya kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan yang terkuat dari semua kebutuhan.
2.      Kebutuhan-kebutuhan akan Rasa Aman
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan jasmaniah, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari kekuatan dan kecemasan. Untuk kepribadian sehat, kebutuhan akan rasa aman tidak berlebih-lebihan atau selalu mendesak.
3.      Kebutuhan –kebutuhan akan memiliki dan cinta
Maslow percaya makin lama makin sulit memuaskan kebutuhan kan memiliki dan cinta karena mobilitas kita. akan tetapi kebutuhan akan memiliki dan cinta harus dipuaskan dengan cara-cara melarikan diri dari kesepian dan isolasi.
4.      Kebutuhan akan Penghargaan
Malosw membedakan kebutuhan akan penghargaan menjadi dua, yaitu kebutuhan akan penghargaan yang berasal dari orang lain dan kebutuhan akan penghargaan terhadap diri sendiri. Penghargaan berasal dari luar dapat berdasarkan reputasi, kekaguman, status, popularitas, dan prestise. Penghargaan dari dalam diri, kita merasa yakin dan aman akan diri kita.
Jika kita sudah mampu memuaskan semua kebutuhan tersebut, maka kita didorong oleh kebutuhan yang paling tinggi, kebutuhan akan aktualisasi diri. aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kiat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita.
(Sumber : Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar